You are currently viewing Wait a minute

Wait a minute

Menahan untuk tidak berbicara beberapa menit, akan membuat cara berpikir kita jauh lebih jernih. Bukan hal baru sebenarnya, ya kan? Pernah kan di kondisi lagi ngobrol atau misal lagi diskusi untuk menyelesaikan tugas kuliah misal, kemudian ketika menemui bagian yang agak rumit, kita akan berhenti sejenak dan berkata ”bentar, tak mikir sebentar”.

Menahan untuk tidak berbicara beberapa menit, dan menggunakannya untuk berpikir terlebih dahulu.

Berkaitan dengan menahan, dalam bahasa psikologi disebut dengan ”Willpower”.

Kalau didefinisikan, kurang lebih gini:

The ability to delay gratification, resisting short-term temptations in order to meet long-term goals. The capacity to override an unwanted thought, feeling, or impulse.

Jadi garis bersarnya adalah kemampuan untuk menunda kepuasaan jangka pendek, untuk memenuhi tujuan jangka panjang.

”Lho hubungannya sama judul apa mas? terus diawal paragraf lagi ngobrolin tentang menahan untuk enggak ngomong, jadi hubungannya sama willpower?”

Ketika willpower kita sudah terlatih dan semakin kuat, maka self-control kita juga akan semakin kuat.

Contohnya ya ketika lagi ngobrol, atau diskusi. Enggak jarang kan kita kesleo lidahnya terus menimbulkan hal hal yang tidak diinginkan? bahkan sampai berani ngomong yang mana kita sendiri enggak tau ilmunya tentang itu, seringkan? nah, salah satunya karena willpower kita lemah.

Hawane nerocos terus, padahal sebenernya enggak punya ilmunya, dan tak jarang melontarkan statement yang ngawur. Inilah maksud dari judul tulisan ini, ”Wait a minute”.

Cobalah untuk melatih willpower kita, dengan memberikan jeda beberapa menit. Semisal kita lagi ngobrol dan obrolan terlalu mengalir, maka kita perlu untuk memberikan jeda sejenak, supaya apa? supaya kita lebih berpikir secara jernih lagi. Enggak larut dalam obrolan yang kita enggak punya ilmu di situ, atau supaya enggak terlalu larut dalam obrolan yang berkepanjangan, alias lupa waktu.

Bukan maksudnya untuk jadi pendiem tulen, yang ngomongnya terlalu sedikit dan menyakiti hati lawan bicara, bukan gitu ya.

Wait a minute ini adalah cara melatih willpower kita, baik dalam percakapan, juga dalam hal lainnya yang insyaAllah saya bahas kapan-kapan lagi.

“Lho mas, enggak ada ayat atau hadits yang mau disampaikan?”
Ada, dan ayat ini adalah referensi tulisan saya pagi ini.

Allah berfirman di surah an nur : 15,

اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًاۙ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ ۚ

(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.

Karena seringnya kita pengen menjadi orang yang selalu didengar dan keliatan wah dihadapan manusia, maka enggak jarang sampai mengatakan sesuatu yang sebenarnya kita enggak punya ilmunya. Kalaupun punya ilmunya, percakapannya justru tidak sesuai kontek ilmunya karena terlalu nerocos.

Ati-ati juga dengan banyaknya informasi yang belum jelas sumbernya. Menyebarluaskan berita yang enggak jelas, bukan termasuk hal remeh dalam kacamata syariat.

Wallahu a’lam

Leave a Reply