Malem ini saya liat dengan mata kepala saya sendiri, satu kejadian yang bikin saya ngerasa “ah ini harus ditulis dan segera share di Grup sih”.
Anak saya, tiba-tiba lari dan jatuh di ruang tamu. Saya segera menggendongnya, bawa ke kamar sambil terus berkata “Ya Allah nak, hampir aja….hampir aja…hampir ajaa.” Masuk ke kamar, ketemu istri, dan saya masih mengucap kalimat “bunda, alhamdulillah. Hampir aja adek….hampir aja…”
—
“Anaknya kenapa mas?”
Anak saya lari, dan tiba-tiba jatuh. Jatuhnya, cuman beberapa centimeter dari sudut lemari. Bisa dibayangin ya? Lemari kan ada sudutnya yang lumayan tajem tuh, nah saya nggak kebayang kalo dia masih terus lari. Besar kemungkinan, dia bakalan nabrak sudut lemari, dan besar kemungkinan bakalan berdarah kepalanya. Atau minimalnya bakalan nangis kenceng karena rasa sakitnya lebih besar, ketimbang jatuh yg dialaminya.
—
Dari kejadian itu, saya jadi keinget salah satu insight di Kitab Aina Nahnu Min Akhlaqissalaf. Di antara tips supaya bisa bersabar ketika tertimpa musibah, adalah dengan bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah. Adanya musibah yang sedang dialami, sejatinya adalah cara Allah menyelamatkan hamba dari musibah yang lebih besar dari itu.
Misal gini,
Jatuh dari motor di deket rumah, adalah pertolongan Allah dari kecelakaan yang lebih besar jika meneruskan perjalanan.
Kena PHK, adalah pertolongan Allah dari bencana yang lebih besar jika masih kerja di Perusahaan tersebut.
Nggak ketrimanya di Universitas impian, adalah pertolongan Allah dari fitnah yang membahayakan agamanya, jika nantinya berkuliah di Universitas tersebut. Dan seterusnya.
—
Kesimpulannya:
Kalo sekarang ngerasa dapet cobaan yang berat, dan ngerasa lagi down banget, coba diubah mindsetnya sambil bersyukur. Karena bisa jadi, cobaan yang lagi dialami sekarang, sejatinya jauh lebih kecil ketimbang musibah yang bakalan dialami di masa mendatang. Inget, takdir Allah adalah yang terbaik.
_“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Qs. Al-Baqarah 216_
Wallahu a’lam