Apa yang kita anggap berharga, tentunya bakalan berbeda dperlakuannya engan suatu hal yang kita anggap biasa aja.
Apa yang kita anggap berharga, tentunya juga bakalan kita jaga semampunya.
Apa yang kita anggap berharga, akan kita perhatikan dan perjuangkan.
Meski terkadang tak sesuai dengan keinginan kita.
Misalnya waktu.
Kalo waktu itu berharga, ya kita gunakan sebaik mungkin. Berdoa supaya Allah berikan keberkahan waktu pagi dan sore, kemudian kita juga coba membuat planning mau ngapain aja seharian ke depan, setelah semua berjalan kita evaluasi lagi jadwal-jadwalnya, udah terlaksana ataupun belum, dan senantiasa kita perbaiki.
Kalau beranggapan waktu itu berharga. Kalau enggak, iyaudah.
Misal yang lain adalah orang tua.
Kalo orang tua itu berharga, ya kita sebisa mungkin berbhakti kepada keduanya semisal masih ada. Sebisa mungkin mencukupi kebutuhan sehari-harinya, membantu pekerjaan rumah supaya nggak bikin orangtua capek, entah bantu cuci piring, angkatin jemuran, beliin dan ganti galon air minum, nyapu ngepel, belanja, nyuciin motor ataupun mobilnya, dan segera menjalankan perintahnya.
Beliin kuota internetnya, pulsa handphonenya, sesekali menawarkan mau apa dan memenuhinya, telponin beberapa hari sekali dan selalu berusaha membahagiakannya setiap hari.
Kalau beranggapan orang tua itu berharga. Kalau enggak, iyaudah.
Atau misalnya pekerjaan.
Kalo pekerjaan itu berharga, ya kita semangat dan totalitas ngerjainnya. Udah ada jobdesknya yang jelas, dan kita berusaha menyesuaikan apa yang udah disepakati. Berangkat kerja juga enggak telat-telatan (kalo kerjanya kantoran). Pakaian rapi wangi, dan klimis ketika berangkat ke kantor. Pekerja lepas atau freelancer juga sama aja. Punya jadwal dan deadline yang professional ketika melakukan pekerjaan.
Kalau beranggapan pekerjaan itu berhaga. Kalau enggak, iyaudah.
Pasangan suami istri juga akan berusaha menyenangkan hati pasangannya.
Sahabat juga akan berusaha tidak menyakiti hatinya.
Tetangga sebelah rumah juga tidak akan terganggu dengan kegaduhan kita,
Kalau orang lain menurut kita juga berharga. Kalau enggak iyaudah, enggakpapa.
Ketemu netijen yang pedes enggak digubris, iyaudah bagus.
Ketemu orang lain yang naik motor ugal-ugalan enggak digubris, iyaudah bagus juga. Sekalian di doakan kebaikan.
Ada juga orang orang ataupun suatu hal yang memang enggak berharga. Jadi sesuaikan aja sikap kita.
“Sesuatu yang berharga akan kita jaga dan tidak akan pernah kita beri perlakukan seperti hal yang biasa biasa aja.”
Sama halnya dengan surga. Sesuatu yang sangat mahal sehingga tidak akan bisa dicapai kecuali dengan usaha yang besar dan enggak biasa biasa aja. Kenapa? ya karena surga itu sangat berharga, tapi kalau ngerasa enggak berharga iyaudah.
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (Al Ankabut : 2)
Syukron bang, semoga saya bisa juga nulis gini kek abang, singkat tapi maknanya berat. Smngat bang semoga jadi pahala jariyah, semoga di beri kehidupan dunia dan akhirat yg hasanah.