Ditulis oleh : Bagas Rais R
Juli – 2025
Bingung mau nulis pendahuluan tentang buku ini. Buku ini terlalu bagus buat saya pribadi terkhusus. Baca shaidul khatir ini ibarat lagi baca status facebook/ story WA Imam Ibnul Jauzi. Saya bilang gitu, karena tulisan perjudul sub-bab-nya, begitu ringkas —sekitar dua atau tiga halaman— tapi maknanya begitu dalam. Kalau biasanya tulisan ulama begitu banyak ayat atau hadits yang dibawakan, Shaidul Khatir ini nggak kayak gitu. Bisa dikatakan, ayat atau hadits yang dibawakan nggak sebuanyak itu. Lebih banyak petuah-petuah indah dari beliau. Dari sinilah saya bilang “seperti lagi baca status WA-nya Imam Ibnul Jauzi rohimahullah”.
Ide utama buku
Benang merah buku ini adalah mengajak pembaca untuk semakin dekat kepada Allah. Berisi himpunan catatan lintasan beliau, pengalaman hidup, dan pelajaran-pelajaran menarik.
3 Insight dari buku
Manusia punya kemampuan buat memperkirakan akhir dari setiap perkara. Mindset ini kalau kita adopsi, saya yakin 1000% hidup kita akan jauh lebih baik dengan izin Allah. Contoh implementasinya: “Kalo kamu tidur kemaleman, besar kemungkinan sulit bangun sholat malem, subuh kebablasan, dan pagi harinya emosi kurang stabil, ditambah badan yang kurang fit”. Setiap kalo mau ngelakuin sesuatu, berhenti sejenak dan pikirin akhir dari setiap perkara. Saya bersyukur banget waktu dapet insight ini.
“Sudahkah mengamalkan ilmu yang kamu pelajari? Jika tidak, lalu mengapa engkau memperbanyak ilmu yang justru akan memberatkanmu…” (Hal.19)
Nasihat beliau ini perlu dicetak dengan tinta emas, dan ditempel di Rumah-rumah setiap orang yang mengaku LifeLongLearner.
“Ketika banyak orang yang mencercanya, itu karena dosa yang tersembunyi. Ketika banyak yang menjanjungnya itu karena ketaatan yang tersembunyi. Bukti bahwa Allah akan membalas sesuai amalannya.” Hal. 25-26
Terlalu banyak dari kita di era teknologi ini yang berlomba-lomba supaya keliatan WAH di hadapan manusia, sampai lupa mencari muka di hadapan Dzat yang Maha Mulia. Padahal cari muka yang bener adalah cari muka di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia.#Self-Reminder
Bukankah setiap hari ilmu dan pengetahuanku bertambah, sehingga semakin banyak buah dari yang kutanam lalu aku mensyukuri pada hari aku menuainya? - Ibnul Jauzi hal.59
Catatan tambahan: