Besok ada deadline tugas proposal yang harus selesai jam 09.00, dan sampe rumah pukul 20.00 karena jalanan macet dan harus antre isi bensin. Pulang langsung mandi, makan, dan ganti pakaian kemudian lanjutin kerjaan.
Tentunya ngerasa waktu malam bakalan sangat berharga, ya nggak?
Handphone mungkin bakalan dijauhkan dari pandangan mata supaya enggak tergoda scrolling social media. Toples wafer, cemilan ringan juga makanan berat, bakalan disingkirin sementara supaya lebih fokus kerja.
Pokoknya semua pengganggu kita singkirkan, karena pengen segera selesai, dan tidur. (Selesai, illustrasi ceritanya).
Ternyata masuk akal.
Kalau kita diposisi kayak paragraf sebelum ini, kita bakalan memaksakan diri untuk fokus dan menggunakan waktu dengan sangat bijak. Malam udah mulai larut, kerjaan belum selesai, dah gitu udah capek fisik dan pikiran. Kasur bakalan jadi tujuan yang dinanti.
Masuk akal si sebenernya ketika kita sibuk sama suatu hal, dan meninggalkan sesuatu lainnya. Ya semisalnya meninggalkan majelis ilmu ataupun Al qur’an.
Logikanya, kita akan berfikir bahwa “ah kayaknya waktunya nggak bakal cukup”.
Salah satu alasan orang enggak bisa belajar agama adalah faktor kesibukan. Saya setuju sih, apalagi kondisinya hectic banget. Ketimbang waktunya buat baca qur’an, ataupun dateng ke majelis ilmu, mendingan dipakek buat menyelesaikan pekerjaan yang masuk kategori urgen alias penting, apalagi harus segera selesai.
Sudut pandang itu masuk akal, tapi ada sudut pandang lain yang nggak kalah masuk akalnya.
Kita tau bahwa Allah menciptakan manusia dengan otak dan seisinya. Tangan, mata, hati, ya semua bagian dari tubuh kita semua ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Nah sekarang coba kita pahami kalimat pertanyaan berikut ini :
“Kalau Allah yang menciptakan semuanya, artinya bisa juga dong kita minta kemudahan disetiap urusan kita dan dengan harapan Allah memudahkannya?”
Kita berfikir bahwa ketika kita sibuk, akan tidak masuk akal kalau malah menyempatkan baca Al Qur’an juga datang ke majelis ilmu. Nyatanya, kadang waktu yang sudah kita fokuskan untuk menyelesaikan pekerjaan, juga enggak membuat kerjaan itu selesai. Nahlhoh!
Untuk bisa menyelesaikan pekerjaan, kita butuh waktu, pikiran, tenaga, juga dijauhkan dari kendala yang sifatnya teknis atau non-teknis. Ya nggak? Padahal semua itu sangatlah mudah untuk Allah yang maha kuasa.
Jadi, kenapa kita enggak berhenti sejenak dari pekerjaan dan mendekat kepada Allah, terus minta kemudahan?
Ternyata masuk akal.
Sengaja nggak baca Al Qur’an supaya fokus menyelesaikan kerjaan itu masuk akal.
Sengaja nggak dateng ke majelis ilmu supaya deadline selesai juga masuk akal
Sengaja berhenti dari kerjaan sejenak, menyempatkan untuk baca Al Qur’an dan datang ke majelis ilmu kemudian meminta kemudahan kepada Allah, sehingga semua pekerjaan selesai pada waktunya, ternyata juga masuk akal.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ
Dan Tuhan-mu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Ghafir : 60)
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (ada dibanyak ayat)
*Tentunya nggak semua keadaan ya, kita sengaja berhenti sejenak untuk baca qur’an dan dateng ke majelis ilmu. Ada kalanya kita merelakan itu dan fokus menyelesaikan tugas. Tapi, kalau 24jam enggak ada waktu, itu namanya budak dunia. Kan nggak mungkin kerja 24 jam?
Eh, apa ada ? hehe
Wallahu a’lam
—
oiya, jangan lupa daftar membership kelas bertumbuh.
klik link ini